KANALPONOROGO – Pemerintah Kebupaten Ponorogo mulai melepas beras untuk menekan harga beras
menuju level normal. Setidaknya 4 ton beras dikucurkan ke titik yang dinilai
rawan dengan kenaikan harga melalui operasi pasar (OP).
menuju level normal. Setidaknya 4 ton beras dikucurkan ke titik yang dinilai
rawan dengan kenaikan harga melalui operasi pasar (OP).
Kemarin, OP digelar di halaman parkir
Pasar Songgolangit yang merupakan pasar terbesar di Ponorogo. Satu truk penuh
beras kemasan 5 kg langsung diserap oleh warga yang telah sejak pagi menunggu.
Bulog Subdivre Ponorogo membanderol kemasan tersebut dengan harga Rp37.000 atau
Rp7.400/kg.
Pasar Songgolangit yang merupakan pasar terbesar di Ponorogo. Satu truk penuh
beras kemasan 5 kg langsung diserap oleh warga yang telah sejak pagi menunggu.
Bulog Subdivre Ponorogo membanderol kemasan tersebut dengan harga Rp37.000 atau
Rp7.400/kg.
Bupati Ponorogo yang memimpin langsung
OP menyatakan, sebenarnya di POnorogo tidak terjadi kelangkaan stok yang
membuat harga meningkat. Kenaikan harga yang terjadi, menurutnya, lebih karena
adanya faktor psikologis warga dengan adanya kabar kenaikan harga di
daerah-daerah lain, terutama Jakarta.
OP menyatakan, sebenarnya di POnorogo tidak terjadi kelangkaan stok yang
membuat harga meningkat. Kenaikan harga yang terjadi, menurutnya, lebih karena
adanya faktor psikologis warga dengan adanya kabar kenaikan harga di
daerah-daerah lain, terutama Jakarta.
“Ada kepanikan dari masyarakat sehingga
harga ikut naik. Tapi kondisi ini tidak bisa dibiarkan. OP ini diharapkan
membawa beras di harga yang normal. Warga tidak keberatan membeli, petani tidak
merugi. Tengah-tengah lah,” ujarnya, kemarin.
harga ikut naik. Tapi kondisi ini tidak bisa dibiarkan. OP ini diharapkan
membawa beras di harga yang normal. Warga tidak keberatan membeli, petani tidak
merugi. Tengah-tengah lah,” ujarnya, kemarin.
Kepala Bulog Subdivre Ponorogo Muhammad
Yusuf Salahudin menyatakan, selain 4 ton beras yang telah disiapkan, Bulog
masih memiliki stok yang cukup hingga 10 bulan ke depan. Totalnya, di
gudang-gudang Bulog yang dipimpinnya masih ada sekitar 20 ribu ton beras yang
siap untuk didistribusikan sehingga tidak perlu ada kepanikan di tengah
masyarakat.
Yusuf Salahudin menyatakan, selain 4 ton beras yang telah disiapkan, Bulog
masih memiliki stok yang cukup hingga 10 bulan ke depan. Totalnya, di
gudang-gudang Bulog yang dipimpinnya masih ada sekitar 20 ribu ton beras yang
siap untuk didistribusikan sehingga tidak perlu ada kepanikan di tengah
masyarakat.
Yusuf menyatakan, pihaknya dan Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten tidak mematok batas
waktu untuk OP ini. “Begitu harga bergerak di kisaran normal OP, atau sekitar
Rp.7.750 sampai Rp7.800 per kilogram saya kira OP bisa dihentikan. Itu harga
yang bijak, pas menguntungkan konsumen dan petani,” ujarnya.
Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten tidak mematok batas
waktu untuk OP ini. “Begitu harga bergerak di kisaran normal OP, atau sekitar
Rp.7.750 sampai Rp7.800 per kilogram saya kira OP bisa dihentikan. Itu harga
yang bijak, pas menguntungkan konsumen dan petani,” ujarnya.
Di luar target harga, Yusuf menyatakan,
pihaknya juga mempertimbangkan masa panen yang sebentar lagi tiba untuk
menghentikan OP. Waktu panen paling dekat adalah pada pekan ketiga Maret
mendatang. “Begitu sudah panen, OP kita hentikan,” ujarnya.
pihaknya juga mempertimbangkan masa panen yang sebentar lagi tiba untuk
menghentikan OP. Waktu panen paling dekat adalah pada pekan ketiga Maret
mendatang. “Begitu sudah panen, OP kita hentikan,” ujarnya.
Sementara itu, dari pantauan di Pasar
Songgolangit, Ponorogo, kemarin, harga beras jenis IR 64 berada di kisaran
Rp8.600/kg. Beberapa pedagang lain masih mematok harga beras di harga
Rp9.500/kg.
Songgolangit, Ponorogo, kemarin, harga beras jenis IR 64 berada di kisaran
Rp8.600/kg. Beberapa pedagang lain masih mematok harga beras di harga
Rp9.500/kg.
Siti Aminah, salah satu pedagang,
mengatakan saat ini ia dan sejumlah pedagang lain merasa kesulitan mendapatkan
beras untuk dijual. Ia pun kemarin nekat ikut antre beras OP meskipun
pembeliannya dibatasi.
mengatakan saat ini ia dan sejumlah pedagang lain merasa kesulitan mendapatkan
beras untuk dijual. Ia pun kemarin nekat ikut antre beras OP meskipun
pembeliannya dibatasi.
“Dapat barang (beras) sulit, apalagi
yang barang murah. Kalau suruh kulak yang Rp9.500 ya nggak kuat. Makanya, kalau
ada yang jual dengan harga murah seperti ini (OP) ya seneng. Ikut beli, nanti
di jual lagi lah,” ujarnya.(K-2)
yang barang murah. Kalau suruh kulak yang Rp9.500 ya nggak kuat. Makanya, kalau
ada yang jual dengan harga murah seperti ini (OP) ya seneng. Ikut beli, nanti
di jual lagi lah,” ujarnya.(K-2)