KANALPONOROGO.COM, SAWOO: Rencana kontraktor yang akan mengaktifkan terowongan air waduk Bendo yang ada di Desa Ngindeng, Sawoo, Ponorogo, Jatim mendapat reaksi dari warga terdampak.
Puluhan warga Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo menolak rencana pengaliran air di terowongan air waduk Bendo tersebut, pasalnya warga khawatir bilamana musim hujan terjadi banjir dan menerjang tempat tinggal mereka.
Selain itu, sejumlah warga yang terdampak hingga saat ini belum direlokasi dan merasa belum menerima ganti rugi atas tanah mereka yang diterjang proyek terowongan tersebut.
“Jangan sampai terowongan ini dialiri dulu, sebelum warga terdampak direlokasi. Karena banjir yang terjadi kemarin, karena terowongan yang akan dialiri tidak mampu menampungnya. Apalagi kalau musim hujan tiba, warga semua pada ketakutan,”ucap Miran ketua Paguyuban warga terdampak.
Senada diungkapkan Miran, warga terdampak lain Wiseno mengatakan, setiap musim hujan banyak material seperti batu, kayu ikut terhanyut dan menutupi terowongan, itu bisa berakibat banjir bandang.
“Jangan hanya mikir dead line saja dari PT. tapi juga harus dipikirkan nasib warga Bendo terdampak. Pikirkan dan selesaikan janji relokasi dan ganti rugi baru silahkan dilanjutkan pembangunan proyeknya. Ini adalah hak kita untuk menerima relokasi dan ganti rugi,” terangnya.
Dirinya dan masyarakat lainnya sebenarnya setuju dan mendukung dengan proyek Pembangunan waduk Bendo itu, tapi mintanya ya janji akan direlokasi juga harus dipenuhi.
“Jika semua janji relokasi dan ganti rugi sudah diberikan, kami tidak akan menghalangi kegiatan pembangunan waduk bendo itu,”ucapnya.
Sikap warga yang mengadakan audiensi dengan pihak PT pembangunan waduk bendo tersebut mendapat tanggapan dari Mursyid Hidayat selaku pendamping dari warga terdampak tersebut.
Ia menyatakan sikap puluhan warga yang melakukan aksi tersebut dinilainya wajar, karena sampai sekarang belum ada kejelasan terkait relokasi dan ganti rugi yang dijanjikan.
“Jadi sampai sekarang belum ada kejelasan kapan warga terdampak pembangunan Bendo ini direlokasi ketempat yang damai. Sementara ada mis komunikasi antara yang dibawah dengan warga Bendo. Dimana dalam pertemuan beberapa bulan yang lalu Bupati mengatakan, Juni 2017 ini sudah bisa pindah, tapi sampai sekarang lokasipun belum jelas, dan kapan mulai dibangun juga belum jelas karena lahan yang akan dipakai adalah lahan Perhutani,” tandasnya.(*)