KANALPONOROGO.COM: Sat Reskrim Polres Ponorogo menerima informasi hoaks dari masyarakat terkait dengan adanya postingan di media sosial facebook yang menyebut bahwa salah satu pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr. Harjono Ponorogo telah meninggal dunia.
Dalam postinganya, akun Facebook ini mengunggah tulisan “Korbane sing mbalong sidane meninggal, Gek bojone tugase neng puskesmas ngendut …bapakku gaene njaluk obat mrono”.
Update status milik akun ini merupakan berita bohong, karena kenyataannya ke 3 pasien yang dinyatakan positif corona kondisinnya saat ini terus membaik.
Bahkan meski RSUD. Dr. Hardjono Ponorogo tidak punya alat bantu pernafasan atau ventilator pasien tidak perlu dirujuk ke Madiun.
“Tidak benar berita di media sosial tersebut, saya setiap hari setiap waktu menerima laporan perkembangan para pasien corona, kondisi mereka baik-baik saja,”jelas Direktur Utama(Dirut) RSUD.dr. Hardjono Ponorogo Made Jeren, Senin (06/04/2020).
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP. Maryoko menyayangkan status milik salah satu akun di jejaring social Facebook yang milik warga Ponorogo yang tidak bijak menggunakan media sosial disaat situasi seperti sekarang ini.
Dijelaskan AKP Maryoko, menyebarkan berita yang tidak benar atau hoaks bisa dijerat UU no 19 tahun 2016 atas perubahan 11 tahun 2018 tentang Informasi Transaksi Elektronik(ITE) pasal 45. Dimana, setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang menimbulkan kerugian diancam 6 tahun penjara denda Rp1 miliar.
“Kita berharap dengan situasi saat ini semuanya bahu-bahu dalam menanggulangi penyebaran virus corona, jika ada berita yang kurang pas harus segera diluruskan. Saya berharap masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial, jangan menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya, tapi informasikanlah berita yang menyejukkan dan saling menyemangati melawan virus corona, “ jelas Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP. Maryoko kepada kanalindonesia.com, Senin (06/04/2020).
