KANALPONOROGO.COM: Kang Bupati Sugiri Sancoko didampingi Wakil Bupati Lisdyarita dan anggota DPR RI Ali Mufty meresmikan Wot Gandul” Shirotol Mustaqim, jembatan gantung yang menghubungkan masjid Baiturrahman di Dukuh Setono dan masjid Tegalsari, Minggu(19/05/2024).
Dua masjid kuno tersebut memiliki sejarah besar dalam syiar peradaban Islam di wilayah Kabupaten Ponorogo.
“Bismillahirrahmanirrahim dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT, wot gandul Shirotol Mustaqim saya nyatakan diresmikan,” ucap Bupati Sugiri sebelum melakukan pengguntingan pita menandai diresmikanya jembatan gantung Sirotol Mustaqim.
“Jembatan gantung Shirotol Mustaqim memiliki panjang 80 meter dengan lebar sekitar 2 meter ini akan menghubungkan Masjid Baiturrahman Setono dan Masjid Jami’ Tegalsari,” tutur Kang Giri.
Dengan diresmikanya jembatan gantung ini Kang Giri berharap mampu mempermudah akses warga dan mempercepat perputaran ekonomi masyarakat.
“Saya kira masyarakat terutama peziarah sudah mengetahui, dan jembatan gantung Shirotol Mustaqim ini akan mempermudah akses bagi para peziarah,” tegas Kang Bupati Sugiri.
Dikatakan Kang Giri, ” pemberian nama Shirotol Mustaqim ini memiliki makna yang sangat dalam, yaitu diharapkan siapapun yang melewatinya akan dibukakan pintu taubat. Hal ini selaras dengan kentalnya Tegalsari yang menjadi sentral wisata religi di Kabupaten Ponorogo,” bebernya.
Diketahui, sebelumnya Kyai Ageng Muhammad Besari dan Kyai Nur Sadiq muda yang berasal dari Kuncen, Caruban berguru mondok dan menuntut ilmu kepada Kyai Donopuro di masjid Baiturrahman yang berada di Dukuh Setono, Desa Tegalsari.
Setelah dirasa cukup ilmu agamanya, kedua santri kakak beradik tersebut kemudian diperintahkan oleh Kyai Donopuro untuk babat dan mendirikan pondok di tanah yang berada di Desa Tegalsari.
Pondok yang berada di seberang sungai Keyang tersebut kemudian dinamainya pondok pesantren Gebang Tinatar.
Pondok pesantren pun berkembang dengan pesat hingga memiliki ribuan santri.
Usai wafatnya Kyai Ageng Muhammad Besari kemudian pengelolaan pondok diteruskan oleh anak turunya.
Karena semakin banyaknya santri, Kyai Ageng Hasan Besari yang merupakan penerus dan sekaligus cucu dari Kyai Ageng Muhammad Besari kemudian mendirikan Masjid Jami’ Tegalsari pada sekitar abad ke-18.
Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo telah melahirkan banyak tokoh nasional dan merupakan cikal bakal pesantren di seluruh Nusantara.
Sementara dua guru dari Kyai Ageng Muhammad Besari yaitu Pangeran Sumende dan Kyai Donopuro dimakamkan di pemakaman islam yang berada di belakang Masjid Baiturahman, Setono.