KEDIRI, KANALPONOROGO.COM: Ada yang menarik di Makoramil Plemahan, metode pembelajaran bahasa Inggris diluar kurikulum umumnya, diterapkan kepada anak-anak yang berasal dari berbagai latarbelakang. Metode pembelajaran yang diterapkan Future English Education (FEE) Center Kampung Inggris Pare Kediri, tidak lepas dari kerjasama Koramil Plemahan dengan lembaga pendidikan tersebut. kamis (15/8/2019)
Kursus bahasa Inggris tersebut diikuti anak-anak dari anggota Koramil, Polsek, Kecamatan, perangkat Desa dan warga setempat. Kursus tersebut diadakan di ruang pertemuan Makoramil Plemahan setiap sore hari.
Ainun Najib, salah satu pengajar menjelaskan, perbedaan antara pengajaran di sekolah dengan yang dilakukannya di Makoramil Plemahan. Menurutnya, pengajaran yang diterapkannya, tidak lepas dari upaya mengeluarkan skill atau kemampuan anak-anak saat belajar bahasa Inggris.
Biasanya disekolah, anak-anak dikelas itu kebanyakan hanya menulis. Mereka malu menunjukkan skill atau kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki. Jadi disini kita melatih mereka untuk tidak menulis saja,” katanya.
Lebih lanjut, Najib mengatakan, ia melatih kepribadian dan kemampuan anak-anak untuk tampil didepan umum. Mereka mempraktekkan bahasa Inggris, tidak hanya belajar dan menulis, tetapi mempraktekannya.
“Kita melatih anak-anak untuk bercakap-cakap bahasa Inggris dengan orang tua, teman, bahkan dengan orang disekitarnya,” pungkasnya.
Sementara itu, pengajar lainnnya, Roisus Soleha, menjelaskan kunci sukses untuk belajar bahasa Inggris. Ketiga kunci tersebut adalah disiplin, obidien dan praktek.
“Ada tiga kunci untuk mencapai kesuksesan untuk belajar bahasa Inggris. Yang pertama adalah disiplin, yang kedua obidien, yang ketiga praktek,” katanya.
Dijelaskan Soleha, disiplin, anak-anak diajarkan untuk disiplin. Dicontohkannya, anak-anak masuk kelas tepat waktu, dan tidak ada yang terlambat. Obidien, yaitu patuh, anak-anak harus patuh kepada guru yang mengajar. Praktek, yaitu praktek bahasa Inggrisnya, ketika kita sedang praktek.
“Kita harus praktek dengan partner kita, dan tidak boleh malu. Kita belajar bahasa Inggris tidak boleh hanya dihafalkan. Ketika dihafalkan, kita akan susah mempraktekkannya. Jadi menghafal, juga praktek,” jelasnya.
Masih ditempat yang sama, Danramil Plemahan Kapten Arh Ajir berharap kepada anak-anak yang mengikuti proses belajar mengajar di Makoramil Plemahan, agar mengikuti segala nasehat maupun pengajaran yang diterapkan para pengajar. Kapten Arh Ajir optimis, dalam jangka waktu yang tidak lama, anak-anak bisa berbahasa Inggris dengan lancar.
Abdul Malik, selaku direktur FEE Center mengatakan, belajar bahasa Inggris ada tahapannya, dan setiap tahapan dilakukan dengan metode “fun learning”. Ia menegaskan, belajar bahasa Inggris tidak boleh dengan paksaan, tetapi didasari oleh kemauan. (dodik)