KANALPONOROGO : Para pelajar peserta ujian nasional (UN) di
Ponorogo resah saat mulai mengerjakan materi soal Bahasa Inggris, lantaran mereka mendapatkan soal listening
yang tidak sama antara narasi dan teks reading section.
Ponorogo resah saat mulai mengerjakan materi soal Bahasa Inggris, lantaran mereka mendapatkan soal listening
yang tidak sama antara narasi dan teks reading section.
Seperti halnya yang dialami 221 peserta yang berasal dari
Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhamadyah 1 Ponorogo.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhamadyah 1 Ponorogo.
“Kebetulan untuk Bahasa Inggris untuk listening ada masalah,
adanya tidak kesesuaian antara narasi dengan teks jawaban yang dipegang anak-anak,”ucap
Mulyani, kepala sekolah SMA Muhamadyah 1 Ponorogo, Rabu(15/04/2015).
adanya tidak kesesuaian antara narasi dengan teks jawaban yang dipegang anak-anak,”ucap
Mulyani, kepala sekolah SMA Muhamadyah 1 Ponorogo, Rabu(15/04/2015).
Menurutnya ketidak sesuaian antara listening dan reading
teks soal tersebut terjadi pada soal nomer 1 sampai dengan 15.
teks soal tersebut terjadi pada soal nomer 1 sampai dengan 15.
Selain itu, Mulyani berharap adanya konversi dengan skor nilai,
dan dengan adanya ini pihaknya juga merasa sangat dirugikan,”ini sangat
merugikan siswa, kalau tidak dikonversi. Apalagi jika nanti tidak ada ujian ulang,”tegasnya.
dan dengan adanya ini pihaknya juga merasa sangat dirugikan,”ini sangat
merugikan siswa, kalau tidak dikonversi. Apalagi jika nanti tidak ada ujian ulang,”tegasnya.
Dengan adanya tidak kesesuaian dalam soal Bahasa Inggris
tersebut, salah satu peserta UN Salman Abdurrahman Alfaruqi, siswa kelas XII
IPS SMA Muhamadyah 1 Ponorogo merasa keberatan dan dirugikan,”jelas rugi mas,
itu kan kesalahan dari panitya, bukan kesalahan kita,”ucapnya.
tersebut, salah satu peserta UN Salman Abdurrahman Alfaruqi, siswa kelas XII
IPS SMA Muhamadyah 1 Ponorogo merasa keberatan dan dirugikan,”jelas rugi mas,
itu kan kesalahan dari panitya, bukan kesalahan kita,”ucapnya.
Salman yang telah diterima di jurusan komunikasi Universitas
Indonesia ini selain merasa dirugikan, juga merasa keberatan jika nantinya akan
dilakukan ujian ulang.
Indonesia ini selain merasa dirugikan, juga merasa keberatan jika nantinya akan
dilakukan ujian ulang.
“Ya kita ga mau mas, jika nanti dilakukan ujian ulang, ini
kan bukan kesalahan kita,”pungkasnya.(K-1)
kan bukan kesalahan kita,”pungkasnya.(K-1)