KANALPONOROGO-Petani kedelai di delapan kabupaten di Jawa Timur mengeluh rendahnya harga pembelian kedelai dipasaran.
Harga kedelai dipasaran saat ini hanya berkisar Rp 5.000,- perkilogram, padahal Kementrian Perdagangan telah menetapkan harga pembelian kedelai sesuai dengan Permendag Nomor 49/M DAG/PER/7/2015 adalah Rp 7.700 per kilogram.
“Harga Pembelian Petani (HPP) tetap dipermainkan tengkulak. Kami menginginkan harga dasar bukan HPP,” kata Sanyoto, petani kedelai dari Trenggalek saat temu wicara kelompok tani kedelai di Desa Karanglo Lor, Kecamatan Sukorejo, Selasa (22/09).
Acara temu wicara itu dihadiri ratusan petani, sejumlah pejabat nasional di antaranya Elias Poyong, Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Maman Suherman Direktur Aneka Kacang dan Umbi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, pejabat Pemerintahan Kabupaten Ponorogo.
Selain itu hadir juga Kepala Dinas Pertanian di kabupaten yang menjadi sentra kedelai di Jawa Timur, yaitu Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, Mojokerto, Banyuwangi, Nganjuk, Blitar, dan Kediri.
Rendahnya pembelian kedelai di pasaran ini, mengakibatkan petani enggan menanam kedelai. Mereka memilih menanam jagung saat musim kemarau lantaran harga jual pasca panen dinilai lebih tinggi.
Menurutnya, saat ini hasil penjualan per hektar jagung bisa mencapai Rp 21 juta sedangkan komoditas kedelai di luas lahan yang sama hanya menghasilkan Rp 16 juta.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Maman Suherman membenarkan bahwa belum maksimalnya peningkatan produksi kedelai dalam negeri saat ini. Disebutkanya, dari total kebutuhan 3 – 3,5 juta ton per tahun sebanyak 70 persennya dipenuhi dari luar negeri.(wad/kanalponorogo)