Untuk Penerus Titah Raden Katong

18 Januari 2016 redaksi Citizen Journalism
  • Adji Samudera Trisnatyan Pamadi, Mahasiswa Fak. Hukum Univ, Muhammadiyah Ponorogo

    Adji Samudera Trisnatyan Pamadi, Mahasiswa Fak. Hukum Univ, Muhammadiyah Ponorogo

    Penulis : Adji Samudera Trisnatyan Pamadi

  • Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Ponorogo

KANALPONOROGO-Ponorogo merupakan salah satu kota yang mempunyai nama khusus atau tersendiri untuk Indonesia umumnya dan Jawa Timur khususnya. Terkenal seantero negeri dengan ciri khasnya yaitu reyog Ponorogo. Salah satu kesenian yang menurut cerita sejarah juga menjadi cerita cikal bakal terbentuknya kadipaten Ponorogo. Dari seni reyog juga terwujud bagaimana kehidupan dan karakteristik Ponorogo. Satu per satu anggota dari reyog itu menggambarkan gabungan elemen masyarakat Ponorogo.

Awal adanya Ponorogo tentu semua tahu bahwa Adipati pertama yaitu Raden Bathoro Katong, dengan tipikal yang benar – benar sesuai dengan kondisi Ponorogo. Notabene Ponorogo ini bukan hanya kota seni melainkan juga kota santri. Ponorogo merupakan kota dengan basis Islami masa lampau. Setelah kurun waktu hingga saat ini semua orang bisa berasumsi bahwasanya apa yang dulu terjadi menurut sejarah berputar 180 derajat dengan sekarang.

Rotasi ini memang perlu namun apakah rotasi juga harus meninggalkan hal – hal dasar yang pada awalnya merupakan pedoman dari kehidupan bermasyarakat. Tentu tidak demikian, memang suatu pembangunan itu perlu guna untuk mengetahui seberapa mampukah pemerintah menjalankan sistem pemerintahan. Berdasarkan tema juga bahwasnya surat untuk Bupati Ponorogo. Sebenarnya agak lucu namun menarik. Mengapa?? Karena 2015 hingga entah awal 2016 Kabupaten Ponorogo mengalami kekosongan kepemimpinan Bupati serta wakil.

Masyarakat tahu saat ini ada yang mengisi kursi bupati namun hanya Pelaksana Jabatan dan bersifat sementara. Siapapun yang menjadi bupati tentu memang harus kritis terhadap rakyat yang telah memilih kepala daerah secara demokratis. Terlepas dari unsur apapun rakyat Ponorogo ini tidak tahu sama sekali kepentingan apapun yang Anda kehendaki wahai Bupati,

Engkau yang duduk dan telah terpilih disinggah kepemimpinan “Raja Ponorogo” bersadarlah bahwa engkau punya rakyat yang masih mengharap belas kasih. Indonesia merupakan negara belas kasih bung. Apalagi Ponorogo dengan kemampuan besarnnya untuk mengembangkan segalanya. Kita tahu betapa sulit jalanmu menuju kursi raja itu. Kita tidak menuntut lebih, kita paham dan kita yakin bahwa siapapun pemimpin kita pasti akan membawa Ponorogo menjadi lebih baik bahkan terbaik.

Harapan atau ekspektasi kami tidak banyak seperti apa yang telah Anda janjikan kepada kami. Kami percaya bahwa harapan Anda juga untuk menjadikan Ponorogo maju tentunya dan kami memegang janji Anda. Walaupun yang Anda janjikan hanya tersirat tapi kami selalu befikir tetap terbaik unukmu Raja Ponorogo.

Raja merupakan panggilan yang tepat untuk Anda Bupati Ponorogoku, agar Anda yakin dan benar – benar konsekuen menjalankan pemerintahan Anda dan berfokus pada program kerja Anda. Bupati adalah seorang raja, seseorang yang berhak atas segala menentukan kebijakan untuk rakyatnya, bukan karena intervensi kelompok yang mengatasnamakan kelompok suci.

Kami tahu tugas raja berat kami tahu itu. Namun kami juga tahu bahwa raja juga harus tegas dalam menjadi seorang pemimpin. Karena raja merupakan lambang dari rakyatnya juga bung. Jadi jalankanlah program kerja dengan konsisten bukan berdasar konsekuen pendukung loyalitas anda. Atas azas itulah kami letakkan kepercayaan kami pada anda Bupati Ponorogo Baru.

Namun kami tidak hanya meminta anda untuk menjalankan program kerja anda. Kami tahu visi dan misi anda dalam kampanye pikada kemarin sangat sulit untuk diingat karena jumlah pemahaman kami terbatas. Silahkan anda ingin melakukan program kerja ini itu namun apakah anda yakin dengan itu?? Bupati dengan visi misi umum yaitu meningkatkan tingkat kualitas hidup dari rakyatnya.

Inilah yang ingin saya surati untuk anda Bupatiku, meningkatkan taraf perekonomian, mutu pendidikan, dan kesehatan itu aspek utama yang anda kampanyekan. Hampir semua calon berkata seperti itu. Opo iyo saktemene ngono?? Saya salah satu dari rakyat yang berteriak TIDAAAK….   Bukan karena apapun. Tapi memang rakyat itu hanya menuntut kejelasan dan kepastian. Kepastian itu terakhir saja yang penting kejelasan didahulukan.

Meningkatkan taraf ekonomi warga dengan melakukan pemberdayaan, pendampingan, penyuluhan, bahkan ingin melakukan permodalan hingga tahap ekspor pun dilakukan. Bagus sangat bagus kami takjub namun hanya seketika. Semua itu bisa dilakukan dengan sekejap mata. Karena semua itu membutuhkan sarana akses untuk melakukan hal itu. Bukan sarana pendukung melainkan sarana utama.

Menjamin mutu pendidikan, tepat sekali. Kita memang harus mendapat itu sepenuhnya sesuai dengan pasal 31 UUD 1945 tentang pendidikan dan kebudayaan. Kami tahu kabupaten Ponorogo melakukan hal itu dengan selalu meningkatkan intergritas tenaga pendidik. Namun bukan itu pula yang selalu kami harapkan. Sarana menuju ke pendidikan yang berintergritas itulah mulanya.

Jaminan kesehatan, benarkah demikian??? Ponorogo punya RSUD baru, Ponorogo punya Puskesmas maju, punya dokter hebat, hingga perawat professional. Apakah sehat bisa sembuh seketika dengan mengandalkan itu semua. Warga menginginkan kesehatan yang optimal dan maksimal, lagi lagi terhambat sarana akses terhadap hal itu.

Pelayanan publik, kami tau semua bekerja dibawah tekanan. Namun warga Ponorogo hanya terdiam yang padahal mereka semua tahu bahwa pelayanan publik yang mereka alami jauh dari kata standar apalagi memuaskan. Warga Ponorogo hanya diam karena kami sadar kami tak berdaya di hadapan paduka semua.

Sarana, sarana, dan sarana. Bukan sarana penunjang namun inilah sarana utama. Hei bung anda ingin membangun Ponorogo?? Silahkan…. Tapi bangun dulu aksesnya (jalan utammnya). Anda berkeyakinan untuk meningkatkan kualitas ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya silahkan. Namun lihat jalan anda menuju akses tersebut. Ponorogo bukan kota Ponorogo juga desa bahkan pedalaman.

Anda lihat dan coba sejenak lihat kondisi jalan – jalan utama di Ponorogo. Utara, Barat Selatan, dan Timur. Oke untuk utara kami tak melakukan protes karena jalannya mulus. Lihatlah kondisi jalan Ponorogo Barat, Selatan dan Timur. Sukseskah Bupati melaksanakan program kerjanya??? Tidak.. Jalan bergelombang, tambal sana sini, semen sana sini, lubang akhirat bermunculan. Bagaimana bukan lubang akhirat?? kalau lubangnya dibiarkan saja dan memakan korban jiwa. Kita bicara setiap bulan angka kecelakaan ada, salah satunya juga aparat anda bung.

Anda perlu tahu empat penjuru itu merupakan kesatuan juga dari Ponorogo, terus terang kami masyarakat pedesaan iri ketika melihat kondisi jalan dalam kota yang sangat rata dan mulus sehinggs bisa untuk melajukan kendaraan dengan keepatan yang kita inginkan. Kami tidak iri dengan kebut – kebutan kendaraaan. Yang kami irikan tentang kebut – kebutan program kerja anda.

Kami selalu berusaha meningkatkan perekonomian warga desa untuk lebih maju. Maju secara mudah yaitu tercapai hubungan desa ke kota. Tapi jalan AJUUR, rusak dan terpaksa semua harapan baik dari warga sirna ditengah jalan. Pendidikan, oke pendidik maupun terdidik melakukan proses perkembangan pendidikan. Ponorogo ini gudang juara, jangan salah, tapi anda Bupati – bupati tidak tahu itu. Ketika akses jalan menuju kemajuan pendidikan masih sulit apa kata Kuda delman di sekitar Alun – alun yang berjalan santai karena jalanya rata. Terakhir kesehatan, anda mau menyembuhkan atau mengurangi jumlah penduduk, ketika jalan anda rusak dan anda membutuhkan pelayanan kesehatan apa yang bisa anda katakana?? Takdir ?? takdir memang kehendak Tuhan namun Tuhan memberikan petunjuk seberapa besar kah usaha anda untuk menghendaki takdir yang terbaik.

Jadi tolong benar – benar tolong anda baca. Masyarakat Ponorogo bisa maju dari semua bidang yaitu dari Jalan Utama, fikirkanlah dulu jalan utama yang rusak, Ponorogo – Badegan bergelombang dan permukaan jalan tidak rata tanpa penerangan. Ponorogo – Pacitan tanpa penerangan bergelombang, berlubang, tanpa penerangan. Ponorogo – Pudak rusak total. Kapan anda memikirkan warga anda, pertanyaannya Bupatiku. Apakah engkau ingin benar memajukan Ponorogo atau ingin mengurangi jumlah rakyatmu.

Bangun itu jalan – jalan utama penghubung akses ke kota jika pengukurannya dari kota. Itulah langkah yang paling jelas untuk membangun Ponorogo bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Ingat juga kualitas kontruksinya minimal aspal standar jalan utama 30 cm bukan aspal tambal yang 1×24 jam udah hancur lagi.

Itu juga jalanmu menjadi seorang raja seutuhnya. Jika tidak tak lebih halnya dengan seekor kuda yang menggunakan kacamata kuda. Ini hanya perumpamaan. Kami butuh respon anda Bupatiku. Selamat Bekerja Bupati Hebat…. Teruskan Titah Raden Katong…