KANALNGAWI-Merebaknya aliran sesat yang muncul di masyarakat dalam kurun waktu terakhir telah menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, tak terkecuali dunia pendidikan di Kabupaten Ngawi.
Untuk itu, Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Ngawi meminta kepada masyarakat khususnya dunia pendidikan agar senantiasa mewaspadai segala bentuk ajaran yang diperkirakan mengarah ke munculnya aliran sesat .
Hadi Suharto Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah (Dikmen) Diknas Kabupaten Ngawi menanggapi adanya isu Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang menurutnya kian hari semakin meresahkan masyarakat.
Menurutnya, sebagai upaya menangkal pengaruh-pengaruh ajaran sesat tersebut, melalui dinasnya telah melakukan sosialisasi baik secara formal maupun informal kepada seluruh jajaran pengurus lembaga pendidikan, sebagai bentuk langkah antisipasi terhadap berbagai bentuk aliran yang berkembang.
“Sejak adanya aliran yang sifatnya menyesatkan bahkan dilarang oleh pemerintah itu jauh hari sudah kita lakukan upaya penekanan ke sekolah baik SMA maupun SMK. Karena sasaran mereka itu bisa juga mengarah ke anak didik, nah ini antisipasinya kita lakukan sosialisasi melalui rapat-rapat internal kita,” kata Hadi Suharto.
Selain itu tandasnya belajar pengalaman kejadian di Kabupaten Jombang pada Maret 2015 yang mana telah beredar buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI SMA yang berisi ajaran berbau radikalisme dan menyebar didaerah tersebut. Tentunya, dengan kejadian itu pihaknya mengharapkan kepada kepala sekolah maupun guru jangan sampai lengah terhadap ajaran seperti ini.
Secara terpisah, Rahmad Didik Purwanto Kepala Kesbangpol Kabupaten Ngawi mengatakan ada 10 ciri-ciri aliran sesat sesuai keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tegasnya, masyarakat dewasa ini harus peka terhadap aliran yang mungkin bisa dikatakan nyeleneh dari ketetapan syariah.
“Kalau ada pihak tertentu yang diidentifikasi menyebarkan faham yang tidak sewajarnya masyarakat bisa langsung melaporkan ke aparat berwenang,” singkat Didik. (dik/kanalponorogo)