Home / News / Peristiwa

Minggu, 14 Februari 2016 - 22:47 WIB - Editor : redaksi

Jenazah Pelajar SMP Walikukun Ditemukan Setelah Dua Hari Tenggelam di Bengawan Solo

Kondisi jasad Akbar yang membusuk setelah ditemukan warga Desa/Kecamatan Pitu ( foto :dik /kanal ponorogo)

KANALNGAWI-Setelah tenggelam selama dua hari akhirnya jenazah Akbar Putro Riyadi (16) warga Dusun Gendingan Kidul, RT 02/RW 06, Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Ngawi, ditemukan warga Dusun Kamolan, Desa/Kecamatan Pitu di Bengawan Solo, Minggu (14/02/2016)

Penemuan mayat korban yang menggegerkan warga Desa Pitu tersebut terjadi sekitar pukul 06.00 WIB pada Minggu pagi, (14/02), kali pertama diketahui oleh Jumani (40) warga desa setempat.

Saat itu Jumani yang keseharianya sebagai penarik rakit penyeberangan Bengawan Solo melihat ada sesosok jasad mengapung ditengah aliran sungai. Tanpa membuang waktu saksi mata ini langsung memberitahukan kepada Sumiran salah satu rekanya untuk membantu menepikan jasad temuanya ke pinggir aliran Bengawan Solo.

“Pertama saya lihat itu seperti ada orang berenang ditengah Bengawan Solo yang banjir itu tapi setelah saya melihat dari dekat ternyata dia tengkurap dan meninggal. Lantas saya memberitahukan teman untuk ikut membantu menepikan jasad itu pakai tali,” kata Jumani kepada wartawan.

Baca Juga :  Warga Pulung Ditemukan Meninggal Tersengat Listrik

Setelah di cek oleh petugas dari Polsek Pitu memang dibenarkan jasad manusia yang kondisinya sudah membusuk itu tidak lain jasad Akbar Putro Riyadi yang hilang terseret arus Bengawan Solo dua hari sebelumnya.

Kapolsek Pitu AKP Suparman melalui ponsel mengatakan, telah dibenarkan kalau jasad yang ditemukan warga diwilayah hukumnya itu merupakan jasad remaja asal Desa Gendingan yang dinyatakan hilang dua hari sebelumnya.

“Memang benar jasad yang ditemukan warga itu remaja atas nama Akbar asal Desa Gendingan. Dan kondisi jenasahnya sudah membusuk kemudian langsung kita kirim ke RSUD dr Soeroto Ngawi untuk di outopsi,” kata Kapolsek Pitu AKP Suparman.

Kemudian diberitakan sebelumnya nasib tragis yang menimpa Akbar Putro Riyadi berawal pada kejadian dua hari lalu tepatnya Jum,at (12/02), sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu korban bersama 5 rekanya termasuk pacarnya sendiri tengah asyik disekitar jembatan Payak masuk Dusun Gendingan Lor, Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Ngawi.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, dilokasi jembatan gantung setinggi belasan meter inilah korban yang merupakan pelajar SMP PGRI 3 Walikukun hendak foto selfie dihadapan pacarnya dengan cara meloncat dari atas jembatan.

Baca Juga :  Semalam Tak Pulang, Warga Sampung Ditemukan Mengambang di Sungai

Lantas rombongan pelajar ini berpencar, korban bersama dua rekanya mengambil posisi diatas jembatan sedangkan pacarnya bersama dua rekanya lagi berada dibawah atau dipinggir aliran Bengawan Solo. Kemungkinan Akbar ini hendak pamer keberanian dihadapan pacarnya dengan cara meloncat dari atas jembatan.

Aksi pun dilakukan bersama rekanya Adi Imam Alfianto (15) sebanyak dua kali penerjunan dan sukses. Tetapi yang ketiga kalinya penerjunan korban gagal total dengan terseret derasnya aliran Bengawan Solo. Upaya pertolongan sebelumnya sudah dilakukan oleh Adi dengan cara menarik tangan korban tetapi beberapa kali terlepas dan langsung hanyut.

Kondisi Sadiman dan ibunya Mariyah shock mengetahui putra bungsunya dari 9 bersaudara ditemukan telah meninggal dunia. Setelah dilakukan outopsi di RSUD dr Soeroto Ngawi jenasah korban langsung dibawa pulang untuk dimakamkan di TPU dekat rumah duka di Desa Gendingan. (dik/kanalponorogo)

 

 

Share :

Baca Juga

Mataraman

Setahun Buron, Polsek Jambon Amankan Pelaku Penggelapan Motor

Nasional

Tekan Radikalisme, Ali Fauzi Ingatkan Soal Teroris

News

Di Ngawi Balita 2 Tahun Tewas Tersambar Kereta Api

News

Inilah Cara Pengendalian Hama Santomonas (Si Merah)

Hukrim

Pekan Ini Polres Limpahkan Berkas Kasus RSUD Jilid ll ke JPU

News

Ditinggal Badminton, Rumah Warga Mrayan Ludes Terbakar

Kesehatan

Lima Organisasi Profesi Berencana Aksi Damai Serukan Hentikan RUU Kesehatan

Pendidikan

Bupati Madiun Kukuhkan Komunitas Guru Penggerak