Tanah Retak di Pulung, Tiga KK Mengungsi

Anggota Koramil bersama warga dan perangkat desa melakukan pengecekan terhadap rekahan tanah( foto : kanalponorogo.com)
KANALPONOROGO-Warga Dukuh Nguncup, RT 003/RW 004, Desa Bekiring, Kecamatan Pulung dicekam rasa kecemasan. Pasalnya, lokasi tanah yang mereka huni saat ini mengalami bencana tanah retak dan amblas.
Sebenarnya tanah retak ini terjadi sejak 4 tahun lalu, namun saat ini kembali terjadi dan menyebabkan 17 kepala keluarga dari 22 KK yang tinggal di daerah tersebut dilanda kecemasan. Bahkan 3 KK yang rumahnya mengalami retakan paling parah harus rela meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ditempat yang aman.
Ketiga kepala keluarga yang mengungsi tersebut adalah Sarimun( 56), Kateni (32) dan Sinu (52).
Mereka terpaksa mengungsi karena kondisi rumahnya sudah tak layak huni dan dianggap membayakan. Rumah sudah mengalami keretakan dan tanah mengalami keretakan mencapai 40 centimeter, sehingga berpotensi runtuh sewaktu-waktu.
Atas terjadinya bencana tanah retak tersebut, Kepala Desa Bekiring, Misno mengatakan, bahwa pihaknya sudah pernah melaporkan kejadian ini ke BPBD sebanyak dua kali.

tembok rumah warga pecah-pecah akibat adanya retakan tanah yang mereka huni ( foto : kanalponorogo.com)
“Atas terjadinya tanah retak ini, sebenarnya telah dua kali saya laporkan ke pihak BPBD, dan ini semakin parah, karena selain retakan yang semakin lebar, juga banyak rumah warga yang mengalami keretakan, sehingga warga yang rumahnya dalam kondisi membahayakan dan takut roboh, mereka terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman,”ucap Kepala Desa Bekiring, Misno.
Misno mengaku saat ini dirinya bersama Muspika Kecamatan Pulung tengah melakukan pemantauan bersama tentang kelayakan daerah tersebut untuk dihuni. Jika dianggap membahayakan dan tidak layak huni, maka akan di laporkan kembali ke BPBD.(wad/kanalponorogo.com)