KANALPONOROGO – Masyarakat Dusun Bakalan, Desa Serangan, Kecamatan Mlarak Ponorogo dikagetkan dengan kelahiran seekor anak lembu berkepala dua, ternak milik Suwito(55) warga setempat yang lahir pada Rabu (04/02/2015) pukul 23.00 malam.
Suwito mengatakan, kebuntingan sapi ini adalah hasil kawin suntik. Ia tidak tahu apakah hal itu ada hubungannya dengan keanehan anak sapi yang lahir, namun saat ini ia hanya ingin memelihara sapi tersebut semampunya.
Tidak ada keanehan saat ia dan salah satu warga membantu proses kelahiran anak sapi ini. Suasana kandang yang gelap membuatnya tak terlalu memperhatikan bentuk kepala sapi yang ternyata tidak seperti anak sapi yang lain.
“Saya kira ada yang mengganjal. Ternyata setelah dibersihkan anak sapi ini kepalanya dua. Lehernya cuma satu, tapi wajahnya ada dua,” ujar Suwito.
Dari pengamatan terlihat sapi jenis brahman tersebut mengalami dempet wajah, yaitu di bagian pipi. Kepala tersebut memiliki dua mulut, empat mata namun hanya memiliki dua telinga. Sedangkan bagian leher ke bawah terhitung normal. Yaitu memiliki empat kaki dan satu bagian ekor. Anak sapi unik itu belum bisa berdiri layaknya anak sapi normal. Sapi kecil itu tampak berbaring dan beberapa kali disusui dengan botol oleh pemiliknya.
Pranti, istri Suwito menyatakan, tidak ada yang aneh semasa kebuntingan sapi yang dipeliharanya. “Buntingnya biasa kok. Hanya sebelum melahirkan, sapi jadi kurus padahal makannya banyak juga,” ujar Pranti.
Anak sapi itu tampak hampir 1,5 kali lebih besar dari anak sapi brahman yang normal. Karena itu ia sangat terkejut karena anak sapinya ternyata unik. “Termasuk besar. Induknya saja sampai broyong (rahimnya turut keluar) dan tadi malam langsung dijual untuk disembelih,” ungkap Pranti.
Kepala Seksi Perlindungan Ternak, Bidang Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Siti Barokah menyatakan, anak sapi yang lahir berkepala dua tersebut adalah sebuah bentuk dari kelainan selama masa kebuntingan. Ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab kelainan ini. “Bisa jadi persoalan pakan, ini karena sapi bunting butuh nutrisi yang baik,” ujarnya.
Penyebab lain adalah adanya pembelahan janin sapi yang tidak sempurna. Sehingga kemungkinan seharusnya sapi tersebut adalah sapi kembar tapi gagal menjadi kembar. “Yang lain adalah faktor keturunan. Bisa jadi dari benih untuk kawin suntik telah membawa sifat resesif (semacam kelainan atau kecacatan) dan terbawa ke anak sapi. Atau dari induknya ada kelainan,” katanya.
Ditambahkanya, kelainan ini adalah hal yang sangat langka. Bahkan hingga saat ini baru kali ini ada kejadian kelahiran anak sapi berkepala dua di Ponorogo. “Sangat langka. Dan saya yakin, anak sapi itu tidak akan bertahan hidup. Itu karena dia akan kesulitan untuk makan, minum atau yang lainnya. Berdiri saja kesulitan kan. Dengan hanya terbaring, kulit juga akan rusak dan bisa kena penyakit,” tegasnya.(tim)