KANALPONOROGO.COM: Tim Disarter Victim Identification(DVI) Polda Jatim yang melakukan pemeriksaan identifikasi terhadap jenazah korban kelima bencana tanah longsor Banaran, Pulung, Ponorogo belum membuahkan hasil.
Tim yang datang dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri ini belum bisa mengidentifikasi jenazah korban lantaran telah mengalami pembusukan sehingga sidik jaripun tidak bisa didapat karena sudah mengalami pembusukan.
“Jadi saat ini pemeriksaan melalui post mortem, yaitu pemeriksaan jenazah mengenai tanda-tanda visual, namun tidak bisa diketahui karena sudah mengalami pembusukan,”ucap dr Tutik Purwanti Sp.F dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Ditambahkanya, secara ilmiah tim tidak menemukan tanda-tanda khas pada tubuh jenazah yang diantaranya yaitu tahi lalat, bekas operasi.
“Untuk itu tidak ditemukan, yang bisa kita dapat yaitu laki-laki umur antara 50-70 tahun, tinggi 168 cm, kuku jari panjang, sementara untuk tanda khusus belum ditemukan,”terang dr Tutik Purwanti.
Untuk itu dr Tutik Purwanti mengatakan, proses selanjutnya yaitu pemeriksaan DNA dengan mengambil sample sungsum tulang belakang dari jenazah korban dan akan dicocokan dengan keluarga korban yang mengaku kehilangan.
“Tadi sudah kita ambil samplenya, nanti kita tunggu pembandingnya dari keluarga yang mengaku kehilangan, kita ambil sample darahnya dan akan kita kirim ke Jakarta untuk mengetahui kecocokan DNA,”kata dr Tutik Purwanti.
Dijelaskanya, untuk bisa mengetahui hasil dari pemeriksaan DNA akan memerlukan waktu selama dua minggu.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi saat ditemui kanalponorogo.com mengatakan,”dari hasil identififakasi belum bisa didapatakan hasil, karena jenazah sudah mulai membusuk. Untuk itu dari keluarga korban setelah kita kelompokan, kira kira ada tiga keluarga yang memiliki keluarga berumur diatas 50 tahun yang dinyatakan hilang,”pungkasnya.(arso)