KANALINDONESIA.COM, PONOROGO : Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton setiaji menggelar silahturahmi dengan Kapolres, Bupati, Camat, Kades, alim ulama, tokoh masyarakat dan tokoh agama se eks Karesidenan Madiun di aula Pondok Modern Gontor Ponorogo, Selasa (27/12/2016).
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiaji menyampaikan jika aksi terorisme yang terjadi di Ngawi, bisa saja bergerak ke arah selatan, ke Ponorogo. Polisi terus mewaspadai adanya gerakan aksi teroris yang berupaya menghancurkan NKRI itu.
Disampaikan Kapolda kebanyakan aksi terorisme dawali dari desa, dan baru bergerak ke kota. Untuk Kapolda berharap kepada aparat desa, khususnya Babinkamtibmas, Babinsa, kepala desa dan tokoh masyarakata ( 3 pilar plus) harus mewaspadi gerakan itu.
“Semua permasalahan itu tidak tiba-tiba tapi ada awal mulanya. Dan pasti di desa, bukan di kota, dan selalu melibatkan budaya setempat. Misalnya di wilayah Mataraman, Jombang ke barat, akan lebih mengedepankan musyawarah, dari pada wilayah Tapal Kuda, clurit yang bicara baru musyawarah,” kata Irjen Pol Anton Setiadji di hadapan 3500 undangan yang memenuhi aula dan halaman Pondok Modern Gontor Ponorogo, Selasa (27/12/2016).
Tugas tiga pilar plus yang dimaksudkan Kapolda ini antara Gubernur (pemerintah), Kapolda (Polri) dan juga para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Selain meningkatkan kewaspadaan atas adanya bahaya terorisme, Kapolda akan mengusulkan kepada Gubernur Jatim agar dapatnya dibuatkan Peraturan Daerah ( Perda) yang menyangkut 3 pilar plus ini utamanya pembiayaan operasionalnya.
“Nanti akan saya usulkan kepada Pakde Karwo, agar dibuatkan Perda untuk anggaran khususnya untuk Babinsa dan Babinkamtibmas ini, karena dana dari kita (Polri) tidak cukup. Ada usulan-usulan kepada Pak Gubernur untuk mengeluarkan Perda, jangan untuk perang tok,” tegas Kapolda, yang sekaligus pamitan pada acara itu karena per 4 Januari 2017 akan dipindahtugaskan ke Mabes Polri.
Sementara tu pimpinan Pondok Modern Darrusalam Gontor, KH Hasan Sahal Hasan menjamin bahwa santrinya sangat menciantai NKRI, bahkan rela mati untuk membelanya. Dan pihak Gontor sendiri menyatakan ikut bertanggung jawab menjaga keutuhan NKRI.
“Tidak ada hal yang tidak mungkin. Benang basahpun bisa ditegakkan, asal pelan-pelan dan tlaten Insya Allah bisa, persoalan rumit dapat diatasi,”tegas Hasan Sahal.(AD)